Monday, March 29, 2010

Lomba bikin desain kaos

Diambil dari http://contest.freelancer.com/
Intinya adalah ada kontes desain kaos untuk para komunitas freelancer.com yang akan dipakai untuk anggotanya.
Ini hadiah untuk pemenangnya :
PRIZE:
# Grand Prize:US$2,500 & Master Graphic Designer Insignia added to user's profile.
# Second Prize:Gold Membership for 1 Year and Specialist Graphic Designer Insignia
# Third Prize:The Big Book of Graphic Design (Roger Walton) and Specialist Graphic Designer Insignia
Graphic Designer Insignia ini kayaknya gelar/tingkatan tertinggi di antara member freelancer.com, sehingga akan dianggap mumpuni lah di bidangnya.
O ya deadlinenya tanggal 19 april 2010.
Mungkin di web itu bisa dibaca jelas mengenai peraturan dan format pengerjaannya. Silakan dicek dan ricek.:)

Friday, January 15, 2010

Cara membuat logo yang baik

Ini diambil dari blogku yang lain (http://listy.wordpress.com/). Berhubungan dengan desain logo soalnya dulu 'that is one of my hobby'. Ada 4 elemen yang bisa dilihat dari setiap logo yang bagus yaitu :

1. logo itu bisa mendeskripsikan sesuatu / perusahaan yang akan dibuatkan logo tersebut

2. Mudah diingat

3. Efektif tanpa warna , dalam arti kalau logo tersebut dibuat dalam format hitam putih masih berbicara

4. Bisa diskalakan dalam arti kalau ukurannya di adjust ke dalam bidang yang akan dimasukkan akan selalu sama

Suatu logo itu harus cukup eyecatching dan simple, itulah kuncinya karena dia menggambarkan tentang sesuatu yang harus diingat oleh orang.Jangan memakai lebih dari 3 warna dan logo tersebut harus bisa dibaca oleh semua orang termasuk nenek-nenek dan kakek-kakek, jangan sampai mereka merem melek dan garuk-garuk kepala melihat logo tersebut:).

Itulah sedikit yang kupelajari, keep on trying it!!

Thursday, January 14, 2010

Lomba Kompetisi design Furniture by IFDC

Dikutip dari www.ifdc2009.com

Ini ada lomba design mengenai furniture kayu, agak telat sih nguploadnya, tapi daripada gak sama sekali ya nggak????


KOMPETISI DESAIN FURNITUR INDONESIA 2009

KATEGORI


* KURSI ( CHAIR), terbuat dari kayu

PESERTA

* Umum
* Profesional Desainer
* WNI

PERSYARATAN PENGIRIMAN KARYA DESAIN

* Karya yang dilombakan adalah Desain Furnitur yang merupakan ide orisinil dari peserta dan belum pernah dilombakan, baik secara domestik maupun internasional (menyertakan surat pernyataan diatas meterai).
* Desain karya yang masuk harus dilengkapi dengan gambar 3D
* Peserta wajib menyertakan penjelasan konsep desain, konstruksi, metode konstruksi dan detil estetika dari karya yang dilombakan baik tema maupun data desainnya, paling lambat tanggal 8 Februari 2010.
* Desain karya dicetak warna dalam format presentasi ukuran A4 & didalam format digital (CD) terdiri dari:
- Lembar 1 (konsep/ide desain)
- Lembar 2 (sketsa-sketsa detil, konstruksi, metode konstruksi, estetika)
- Lembar 3 & 4 (gambar kursi 3 dimensi dari 2 arah sudut pandang yang berbeda)
- Lembar 5 (gambar bagan/teknis)

* Setiap peserta boleh mendaftarkan karyanya maksimal 2 desain
* Hasil karya & formulir pendaftaran dikirimkan dalam amplop coklat tertutup ukuran A4/folio, ditujukan kepada Panitia IFDC 2009, PO BOX 1478 JKS 12014 selambat-lambatnya cap pos tanggal 8 Februari 2010.
* Seluruh hasil karya yang dilombakan sepenuhnya menjadi milik Panitia untuk keperluan publikasi kompetisi desain.
* Hak cipta atas karya yang masuk akan tetap menjadi milik peserta
* Hak publikasi ada pada pihak penyelenggara
* Finalis yang terpilih, diwajibkan membuat mock-up (prototype) dari jenis kayu apa saja, dan diterima panitia paling lambat 4 MARET 2010.

PENJURIAN

* Dari seluruh peserta kompetisi yang mendaftar, Dewan Juri akan menetapkan sebanyak 15 Finalis.
* Hasil lomba desain akan dinilai oleh Dewan Juri untuk dipilih 4 orang pemenang dari kategori yang dilombakan.
* Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat, serta tidak melayani tanya jawab
* Peserta yang mengirimkan karya desain dengan nama orang lain akan dikenai sanksi diskualifikasi. Sanksi diberikan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

JADWAL KOMPETISI


* Registrasi & pengiriman karya : 15 November 2009 s/d 8 Februari 2010
* Penetapan finalis : 15 Februari 2010
* Presentasi finalis & pengumunan pemenang: 29 Mei 2010

KRITERIA PENILAIAN


* Kreativitas (creativity)
* Orisinil (originality)
* Fungsional (functionality)
* Berorientasi pasar (market oriented)

PENGHARGAAN (AWARD)
The Best Overall = Rp. 15.000.000
The Most Innovative = Rp. 10.000.000;
The Most Ergonomic = Rp. 10.000.000
The Most Unique = Rp. 10.000.000

PENDAFTARAN

* IFDC2009Setiap peserta Wajib mengisi formulir pendaftaran dengan lengkap serta menyertakan foto copy kartu identitas diri yang berlaku.
* Formulir pendaftaran dapat diminta kepada panitia.
* Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi alamat panitia:
INDONESIAN FURNITURE DESIGN COMPETITION (IFDC) 2009
POSE MEDIA INDOKREASI
PO BOX 1478 JKS 12014
Email: ifdc2009@gmail.com
Website: www.ifdc2009.com

Formulir pendaftaran dapat diminta kepada panitia melalui Contact Us atau download di www.ifdc2009.com.

batik dan്‍ perkembangannya

Setelah UNESCO pada hari Jumat tanggal 2/10/2009 menetapkan batik sebagai warisan budaya milik Indonesia,tanggal tersebut dijadikan sebagai hari batik. Batik pun berkembang dengan pesat dengan berbagai model dan bentuknya.





(taken from foto.detik.com)

Kalo kita kembali ke masa lalu,sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920.

Kesenian batik ini pada zaman dahulu hanya diperbolehkan untuk para kalangan keluarga raja-raja Indonesia, dan hanya menjadi konsumsi keraton saja. Proses produksinya juga dikerjakan oleh orang dalam keraton. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing sehingga lama kelamaan kesenian batik ini meluas, tidak hanya di kalangan keraton saja tetapi juga rakyat di luar kalangan kerajaan.

Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.


Perkembangan batik Pekalongan


Batik mulai dikenal di Pekalongan sekitar tahun 1800-1802 (menurut catatan Deperindag). Namun perkembangan yang signifikan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram (perang Diponegoro atau perang Jawa). Dengan terjadinya peperangan ini mendesak keluarga kraton serta para pengikutnya banyak yang meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah - daerah baru itu para keluarga dan pengikutnya mengembangkan batik.




(Taken from http://argiant.wordpress.com/ and http://batikpekalongan.wordpress.com/)

Ke timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulungagung hingga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Dengan adanya migrasi ini, maka batik Pekalongan yang telah ada sebelumnya semakin berkembang.
Batik Pekalongan ini menjadi sumber mata pencaharian sebagian besar penduduk Pekalongan. Batik pekalongan adalah napas kehidupan sehari-sehari warga Pekalongan. Ia menghidupi dan dihidupi warga Pekalongan.

Ragam Batik

Klasifikasi berdasarkan seni :
1. batik keraton yang kebanyakan berasal dari Surakarta dan Yogyakarta. Batik keraton ini penuh dengan filosofi dan arti tentang kehidupan, mempunyai beberapa warna seperti biru, kuning muda, dan putih. Motif kuno keraton seperti pola panji (abad ke-14), gringsing (abad 14), kawung yang diciptakan Sultan Agung (1613-1645), dan parang, serta motif anyaman seperti tirta teja.
2. Batik pesisir, berasal dari daerah2 dekat pantai seperti cirebon, madura, dll.
Motif batik pesisir lebih kaya warna dan motif, serta lebih bebas, tidak terikat oleh aturan keraton. Motif batik pesisir banyak yang berupa tanaman, binatang, dan ciri khas lingkungannya.

Batik sendiri berdasarkan pembuatannya dibedakan menjadi 3 yaitu batik tulis, batik cap dan batik printing. Kalau batik printing sudah menggunakan teknologi mesin untuk menghasilkan sebuah kain batik, sedangkan untuk batik cap dan batik tulis, masih menggunakan tenaga manusia.

Untuk membedakan batik tulis dan batik cap antara lain:
1. Batik tulis

Dikerjakan dengan menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain. Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap. Gambar batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus. Warna dasar kain biasanya lebih muda dibandingkan dengan warna pada goresan motif (batik tulis putihan/tembokan). Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain biasanya tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya. Berbeda dengan batik cap yang kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu dengan gambar lainnya. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau 3 kali lebih lama) dibandingkan dengan pembuatan batik cap. Pengerjaan batik tulis yang halus bisa memakan waktu 3 hingga 6 bulan lamanya. Alat kerja berupa canting harganya relatif lebih murah berkisar Rp. 10.000,- hingga Rp. 20.000,-/pcs. Harga jual batik tulis relatif lebih mahal, dikarenakan dari sisi kualitas biasanya lebih bagus, mewah dan unik.





2. Batik Cap

Dikerjakan dengan menggunakan cap (alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan gambar atau motif yang dikehendaki). Untuk pembuatan satu gagang cap batik dengan dimensi panjang dan lebar : 20 cm X 20 cm dibutuhkan waktu rata-rata 2 minggu. Bentuk gambar/desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan ukuran garis motif relatif lebih besar dibandingkan dengan batik tulis. Gambar batik cap biasanya tidak tembus pada kedua sisi kain. Warna dasar kain biasanya lebih tua dibandingkan dengan warna pada goresan motifnya. Hal ini disebabkan batik cap tidak melakukan penutupan pada bagian dasar motif yang lebih rumit seperti halnya yang biasa dilakukan pada proses batik tulis. Korelasinya yaitu dengan mengejar harga jual yang lebih murah dan waktu produksi yang lebih cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk sehelai kain batik cap berkisar 1 hingga 3 minggu. Untuk membuat batik cap yang beragam motif, maka diperlukan banyak cap. Sementara harga cap batik relatif lebih mahal dari canting. Untuk harga cap batik pada kondisi sekarang dengan ukuran 20 cm X 20 cm berkisar Rp. 350.000,- hingga Rp. 700.000,-/motif. Sehingga dari sisi modal awal batik cap relatif lebih mahal. Jangka waktu pemakaian cap batik dalam kondisi yang baik bisa mencapai 5 tahun hingga 10 tahun, dengan catatan tidak rusak. Pengulangan cap batik tembaga untuk pemakainnya hampir tidak terbatas. Harga jual batik cap relatif lebih murah dibandingkan dengan batik tulis, dikarenakan biasanya jumlahnya banyak dan miliki kesamaan satu dan lainnya tidak unik, tidak istimewa dan kurang eksklusif.



(Taken from http://pandupandan.files.wordpress.com/)


Cara membuat batik Tulis :


Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik tulis :

o Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)
o Canting sebagai alat pembentuk motif,
o Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)
o Lilin (malam) yang dicairkan
o Panci dan kompor kecil untuk memanaskan
o Larutan pewarna


Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini:

1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut molani.Membuat design atau motif ini dapat menggunakan pensil.
2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi) dengan mengikuti pola tersebut.
3. Lalu menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena.
4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu .
5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.
6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.
7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.
8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.
9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.
10. Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif yang diinginkan.
11. Proses kemudian mendekati terakhir adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur). Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.
12. Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan dipakai.
(diambil dari berbagai sumber)

Demikian sekilas tentang dunia perbatikan. Semoga bermanfaat.